Gameplay
Game ini dimulai seperti game virtual pet ala Tamagotchi, di mana kita harus memberi makan, memandikan, dan menghibur makhluk kecil bernama Thronglets agar bisa berkembang biak. Namun seiring waktu, gameplay berubah menjadi manajemen desa dan strategi yang kompleks.
Kita mulai dihadapkan pada keterbatasan waktu, sumber daya, dan kebutuhan yang meningkat. Untuk mengatasinya, mereka perlu membangun fasilitas otomatis seperti pompa makanan, alat pembersih, dan arena hiburan agar populasi Thronglets dapat tumbuh terus-menerus. Saat populasi berkembang, gameplay berkembang pula menjadi aktivitas pertambangan sumber daya, pembangunan pabrik, dan pengelolaan dampak lingkungan serta moralitas—hingga kita bisa memanen tulang Thronglets untuk membuka area baru.
Cerita
Walaupun awalnya terkesan ringan dan imut, narasi dalam game perlahan berubah menjadi gelap dan penuh pertanyaan eksistensial, seperti dalam episode “Plaything” dari Black Mirror. Thronglets mulai berkomunikasi secara langsung dengan kita, mempertanyakan tujuan keberadaan mereka, dan menawarkan pilihan-pilihan moral yang memunculkan rasa bersalah. Cerita ini dikembangkan secara paralel dengan episode TV-nya, sehingga memberikan efek psikologis mendalam melalui notifikasi, dialog internal, dan pengaruh langsung terhadap kita.
Genre
Game ini merupakan perpaduan unik antara simulasi kehidupan, strategi manajemen, dan teka-teki moral. Genre tersebut dikombinasikan secara halus untuk menciptakan pengalaman yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga menantang secara psikologis.
Desain Level dan Visual
Desain level disajikan dari sudut pandang isometrik dengan gaya pixel art yang tampak lucu dan cerah di awal permainan. Namun seiring waktu dan bertambahnya populasi Thronglets, lingkungan game menjadi lebih padat, gelap, dan penuh efek glitch serta polusi. Kontras ini membuat atmosfer permainan berubah drastis dan menciptakan nuansa khas Black Mirror yang penuh ironi.
Grafis
Grafisnya bersih dan menyenangkan di awal, menghadirkan makhluk-makhluk imut dengan latar berwarna cerah. Namun semakin jauh permainan berlangsung, visualnya menjadi lebih kacau dan intens. Elemen visual seperti asap ungu, kepadatan karakter, dan teks error menciptakan nuansa kontras yang kuat antara estetika lucu dan tema gelap yang diangkat.
Tingkat Kesulitan
Permainan ini relatif mudah di fase awal, tetapi menjadi semakin kompleks seiring bertambahnya jumlah Thronglets dan meningkatnya kebutuhan mereka. Kita harus berpikir cepat dan melakukan pengaturan yang efisien. Beberapa player mengeluhkan adanya bug teknis dan kesulitan dalam penempatan bangunan, yang dapat menghambat progres dan menambah tantangan tersendiri.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Black Mirror: Thronglets menawarkan gameplay yang cepat dan intens, menggabungkan elemen virtual pet dengan manajemen populasi yang menyegarkan. Ceritanya menyentuh aspek moral dan psikologis dengan gaya yang khas dari serial Black Mirror, sementara visualnya mengemas pesan-pesan gelap dalam bentuk yang tampak imut.
Meski begitu, game ini memiliki kekurangan dari sisi durasi yang pendek, replayability yang rendah. Cerita dalam game juga dianggap tidak sekuat versi TV-nya oleh sebagian player. Oleh karena itu, game ini sangat cocok bagi penggemar Black Mirror yang mencari pengalaman interaktif dengan sentuhan moral dan dilema eksistensial. Namun, game ini mungkin kurang cocok bagi player yang menginginkan durasi panjang, atau variasi cerita yang lebih mendalam.